Ahad, 1 Maret 2020 pukul 20.15 WIB menjadi momentum tak terlupakan bagi diri saya. Kenapa? Karena pada waktu itu adalah rapat perdana pembentukan rapat ramadan 1441 H. Meski saya datang terlambat supaya tidak dipilih untuk menjadi ketua panitia ramadan ternyata saya tidak dapat mengelak dan tetap terpilih untuk menjadi ketua. Itu karena saya mendapatkan berondongan usulan untuk menjadi ketua panitia sebanyak sekitar 95 persen suara dari peserta rapat.
Satu-satunya orang yang menolak mungkin hanya dari Ibu Sriyati. Beliau adalah Ibu kandung saya. Namun, apa artinya satu suara menolak jika sebagian besar pada setuju. Alhasil amanat sebagai ketua ramadan di Masjid Al-Azhar Suryowijayan Kota Yogyakarta harus bertumpu di pundak saya. Padahal menjadi ketua panitia ramadan itu tanggung jawabnya berat, lebih-lebih di masa pandemi Covid-19.