Universitas Gadjah Mada Writing for Healing
  • BERANDA
  • TENTANG
  • KISAH
  • VIDEO
  • Beranda
  • Pos oleh
Pos oleh :

qrishnaakbar

Proses Panjang

kisah3 Tuesday, 13 October 2020

Sekian tahun silam tepatnya saat saya menginjak bangku sekolah dasar (SD), saya
diberi tugas untuk mengamati perkembangan tumbuhan dengan membawa biji
kacang hijau, kapas, dan wadah. Ternyata kegiatan tersebut juga dilakukan pada
zaman sekarang, saat masa sekolah dari rumah, si Ade pun mendapat tugas
tersebut dari sekolahnya, akar tumbuh melati. Berbekal pengalaman tugas
sebelumnya yaitu menanam biji sawi yang sama sekali tidak ada perkembangan, (eh
sebentar, dimana letak pengalamannya jika tidak ada perkembangan?). Tugas kali
ini tergolong sangat mudah, lalu ada apa dengan toge? Cukup sebar biji kacang
hijau pada kapas basah, lalu lakukan penyiraman setiap hari dan amati apa yang
terjadi, jika semua hal telah dilakukan, langkah terakhir adalah berpasrah setelah
bertawakal. As simple as that, memang mungkin pendidikan sebaiknya disampaikan
dengan metode sederhana, seperti contoh biji Kacang hijau disiapkan, perawatan
dilakukan, insyaAllah toge didapatkan. Penasaran dipantik, fasilitas mendukung,
proses belajar didampingi, doa tak lupa dipanjatkan, semoga keberkahan ilmu
didapatkan.
Berkaca dari pengalaman menanam biji kacang hijau pada kapas basah tersebut,
para siswa bisa mengamati sendiri terkait ilmu biologi, tentang bagaimana tahapan
perkembangan yang dialami oleh tanaman. Anak didik juga dapat belajar tentang
proses yang mana tahapan demi tahapan haruslah dilewati. Dalam hal apapun tidak
ada yang instant, tidak ada yang langsung jadi di dunia ini, apapun bentuknya,
bahkan untuk menikmati mie instant saja tidak instant. Perlu berjalan menuju ke
warung untuk membelinya, ketika membeli juga perlu memantapkan hati akan
memilih rasa yang pernah ada dan ingin diulang kembali kenikmatannya, atau ingin
mencoba rasa baru sebagai variasi. Dalam hidup yang terkadang terlalu monoton
setiap harinya, padahal scenario Tuhan adalah yang terbaik untuk Hamba-Nya.
Setelah mantap menentukan, mie yang terpilihlah yang akan dibawa ke kasir untuk
dibayar, tahap selanjutnya barulah pulang untuk mulai memasaknya. Persiapan
memasak juga perlu dilakukan, pilih alat masak yang akan digunakan, isi air sesuai
keperluan, jangan berlebihan, because too much of something is bad enough,
jangan kurang, ambil secukupnya saja, kompor dinyalakan, semoga gas masih ada.
Mulailah memasak dengan mengikuti cara memasak yang tertera pada kemasan,
tetapi seringkali dilewatkan begitu saja. Rebus mie sesuai selera, ingin mie yang read more

KEMBALI PULANG UNTUK BELAJAR

kisah3 Tuesday, 13 October 2020

Sore itu, tepatnya 28 Desember 2019, sedang duduk seorang pria
disalah satu gerbong kereta kelas ekonomi, seorang pria yang telah 7
tahun lamanya meninggalkan rumah dan orang tuanya demi sebuah
proses masa depan. Pria tersebut bernama Yosa dan saat ini ia baru saja
menyelesaikan pendidikannya. Sejak Tahun 2012 Yosa sudah harus
berpisah dengan kedua orang tuanya karena memperoleh beasiswa
pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Bali, dan
kemudian ia mendapatkan beasiswa Magister disalah satu perguruan
tinggi negeri yang ada di Yogyakarta, sebuah pendidikan yang menandai
akhir dari petualangannya untuk kemudian kembali pulang ke kota dimana
ia dibesarkan. Dengan menumpang kereta api Bengawan, Jakarta
menjadi kota dimana ia harus pulang, sebuah kota yang akan menjadi
pembuktian, apakah kota tersebut bersedia menerimanya untuk berkarya,
guna memperbaiki kondisi keluarganya yang selama ini hidup dalam
kategori keluarga prasejahtera.
Sesungguhnya hati Yosa masih teramat berat ketika harus
meninggalkan Yogyakarta, kota yang sejujurnya sudah menyatu dengan
jiwa Yosa, yakni kota yang ramah dengan segala kearifan lokalnya, kota
yang selama beberapa tahun belakangan ini telah membuat Yosa nyaman
dan merasa betah, bahkan ia memiliki keinginan setelah menamatkan
pendidikan Magisternya untuk berkarir di kota Yogyakarta, tetapi demi
kedua orang tuanya di Jakarta, wajib bagi Yosa untuk kembali pulang.
Sambil menikmati perjalanan pulang, Yosa sesekali membuka sosial
media dan mengakses beberapa berita online pada ponsel miliknya, salah
satu berita yang tidak sengaja ia baca adalah tentang penyakit baru yang
menyerang beberapa orang di kota Wuhan Tiongkok, akibat dari penyakit
baru tersebut menimbulkan banyak korban jiwa, akan tetapi berita
tersebut hanya menjadi sebuah berita yang biasa. Seiring waktu yang
semakin larut, Yosa pun tertidur. read more

Engkaulah darahku

kisah3 Tuesday, 13 October 2020

20 Februari 2020, tanggal yang cantik, bulan yang cantik di tahun yang cantik
pula. Saat itulah si cantik melepas masa lajangnya dengan dipersunting
jejaka tampan dari sebrang lautan. Cuti tiga hari aku lalui untuk merayakan
pesta pernikahan yang sungguh mewah dari kaca mataku. Lima ratus tamu
undangan dan sebuah gedung yang lumayan besar menjadi saksi
berakhirnya masa remaja kami berdua. Saat itu aku adalah ratu dan raja yang
sangat bahagia, teman kantor, teman sekolah, tetangga, dan kerabat
memberikan ucapan dan kecupan tanda selamat. Melayang semua harapan
dan cita-cita kami berdua. Dunia hanya milik berdua yang lainnya indekos.
Pembicaraanku sampai pada bulan madu yang tidak bisa kulaksanakan saat
itu karena cuti dari kantor hanya tiga hari, kami merancang mengambil cuti
lagi pas bertepatan dengan liburan idul fitri. “Kemana Mas Ben, Bali atau
lombok? Kalau bisa kita pesan tiket dari sekarang supaya tidak kehabisan.”
ucapan itulah yang masih terngiang sampai sekarang. Uang yang aku pinjam
dari kantor untuk biaya pesta pernikahan masih tersisa sedikit dan cukuplah
untuk bulan madu berdua, barang 3 sampai 4 hari saja. Orang tua pun
merasa senang karena bisa melepas masa bahagia anak sulungnya dengan
pesta pernikahan yang sebelumnya tidak pernah beliau impikan sebesar itu.
Orang tuaku tergolong keluarga tidak mampu, masih ada lagi tiga adikku yang
duduk dibangku sekolah. Ayahku satpam di sebuah hotel dan ibuku berjualan
kue, kadang dititipkan di warung tetangga terkadang juga menerima pesanan.
Alhamdulilah hidupku lumayan bahagia dan cukup sekadarnya. Walaupun
aku hanya tamatan SMK, tapi aku dipercaya memegang keuangan di sebuah
kantor percetakan pribadi. Suamiku juga bekerja di percetakan, tetapi
berbeda kantor. Seringnya kami bertemu dan bekerja sama dalam urusan
kantor hingga tumbuhlah benih-benih asmara. Tiga tahun kami saling
mengenal dan saling menjajaki masing-masing akhirnya di tahun 2020 ini,
kami resmi terikat menjadi suami istri.
Sungguh manis terasa kehidupan cinta kami, walaupun rumah kami kecil, tapi
tak apalah sementara menumpang di rumah orang tua. Kami memang
bercita-cita untuk menyewa rumah sendiri, sepertinya orang tua belum read more

Berharap pada Tuhan

kisah3 Tuesday, 13 October 2020

Oleh: Anita Supita Sari (Ibu Rumah Tangga)

Awal bulan Juni ini kami mendapat surat edaran dari sekolah anak pertama. Di
dalamnya tertulis “Mohon kerjasama dari orang tua siswa untuk melunasi pembayaran
sekolah yang masih tertunda minimal pembayaran bulan Mei 2020. Bagi yang belum
bisa memenuhi syarat harap menghubungi pihak sekolah.” Membaca kalimat tersebut,
tiba-tiba kami merasakan kelegaan yang luar biasa. Bulan Mei, sekolah tidak
mengeluarkan edaran apapun. Kebijakan ini terkait dengan situasi Pandemi Covid-19
yang mengharuskan adanya kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)
yang berlangsung selama sudah hampir 3 bulan. Kebijakan sekolah yang seperti ini
mengingatkan akan sebuah hadits: Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang mengambil sebuah hutang (berhutang) dengan tujuan untuk
mengembalikkannya (membayarnya), maka Allah SWT akan tunaikan untuknya
(memberi pertolongan pada orang yang ingin melunasi hutangnya). Dan barang siapa
mengambil hutang tersebut dengan tujuan untuk menghabiskannya (tidak melunasinya)
maka Allah SWT akan membinasakannya.” (HR. Bukhari)
Hadits tersebut, seolah mengingatkan kita bersama, agar kita saling
menguatkan, bersama-sama bangkit, berusaha menunaikan yang menjadi kewajiban
kita, berikhtiar, bersiap dengan suasana dan kondisi kehidupan yang baru. Kita yakin
dan percaya, Allah SWT akan menolong hambaNya.
Berbagi pengalaman, berkaitan dengan hadits tersebut dan juga kondisi
Pandemik saat ini, rasanya akan sangat berat jika saat ini masih memiliki cicilan
hutang. Tahun 2018 lalu, kami menutup semua cicilan yang ada, cicilan rumah yang
masih 5 tahun dan cicilan kendaraan yang masih 1,5 tahun lagi. Kami memang sudah
punya anggaran untuk melunasinya, tapi kami berani mengambil risiko, menggunakan
semua tabungan kami, sebagian ialah tabungan yang memang sudah diposkan untuk
pendidikan anak-anak dan kesehatan, karena kami tidak ikut asuransi apapun, hanya read more

Bahagia Tak Terduga Datang di Tengah Pandemi

kisah3 Tuesday, 13 October 2020

Berawal dari pengumuman lomba video yang diselenggarakan oleh  Kementerian Agama  Kota Yogyakarta dengan ketentuan peserta lomba adalah ASN Kementerian Agama Kota Yogyakarta dengan materi keagamaan di bulan Ramadhan, Kepala MAN 1 Yogyakarta tempat saya mengajar, Drs. H. Wiranto Prasetya Hadi, M. Pd  yang selalu ingin semua sivitas akademik MAN Yogyakarta maju dan sukses tidak hanya di pekerjaannya, tetapi jika memungkinkan juga maju dan sukses di “dunia lain”, mendorong  semua guru dan staf tata usaha untuk mengikuti lomba tersebut. Dunia lain yang saya maksudkan adalah tampilan saya yang bukan di kedinasan dan juga materi yang diambil bukan dari bidang studi saya di kelas, yang mana di kelas sehari-hari saya mengajar bahasa Inggris sedangkan lomba tesebut adalah lomba video dengan materi keagamaan dalam rangka peningkatan pelayanan dan syiar keagamaan kepada masyarakat selama masa darurat COVID-19 yang mana kontak fisik dibatasi read more

Menahan Rindu dalam Rangkaian Asa: Kisah Sepasang Calon Pengantin dari Zona Merah

kisah3 Tuesday, 13 October 2020

Pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 ini berdampak pada berbagai sektor
kehidupan, baik dari sisi kesehatan, ekonomi, politik, dan sosial. Hal inilah yang
kemudian memantik munculnya berbagai fenomena, misalnya gerakan volunterisme
dan filantropi, meningkatnya kepedulian sosial, hingga kreasi dari para seniman untuk
tetap produktif #darirumahsaja. Tulisan ini hendak menceritakan kisah sepasang calon
pengantin yang tengah mempersiapkan acara pernikahannya pada Bulan Agustus
2020. Penulis tertarik untuk menceritakan tentang kisah mereka, dengan satu hikmah
yang cukup esensial tentang pernikahan pada masa pandemi. Pernikahan biasa
dikaitkan dengan suatu yang mewah, namun sisi lain pandemi ini telah memberikan
ruang untuk kembali pada esensi pernikahan. Atas izin narasumber, penulis mencoba
mengurai kisah ini dengan harapan bisa menjadi suatu catatan yang bisa dibaca oleh
anak cucu kelak di kemudian hari.
Pernikahan sangat identik dengan kebahagiaan dan kemeriahan selama akad maupun
pesta syukuran bagi insan yang telah memantapkan hati untuk melangkah ke jenjang
yang lebih tinggi. Pernikahan seringkali dihiasi dengan gedung megah, dekorasi
menawan, make up rupawan, dan hilir mudik tamu undangan memberikan ucapan
selamat dan doa bagi pengantin. Tak ayal jika pernikahan memerlukan rata-rata biaya
yang cukup besar, misalnya di Portugal sebesar USD 16.700, Amerika Serikat sebesar
USD29.200, Inggris sebesar USD19.200, Kanada sebesar USD21.900 1 . Tak ayal, jika
sebagian orang rela untuk mempersiapkan pesta dari jauh-jauh hari. Sebut saja, Awan
dan Mega. Mereka pun mempersiapkan planning acara pernikahan mereka sejak jauh
hari.
Awan dan Mega dipertemukan saat mereka kuliah pada salah satu universitas di
Yogyakarta. Awan merupakan pemuda perantau yang berasal dari Riau, sedangkan read more

Pengalamanku dan Keluh Kesahku dalam Hidup dengan Adanya Covid-19 di Negaraku

kisah3 Tuesday, 1 September 2020

Tak menyangka, negeriku tercinta, Negeri Indonesia terkena pandemi virus yaitu Covid-19. Aku sendiri berasal dari kalangan mahasiswa. Awalnya perkuliahan berjalan seperti biasa.  Akhirnya ada pemberitahuan untuk melakukan perkuliahan secara jarak jauh atau online. Rasanya  cukup berbeda, bahkan sangat berbeda dari biasanya. Dampak dari Covid-19 ini pun luar biasa. Hidup terasa lebih berat, ekonomi semakin menurun. Contoh, dari mulai perkuliahan, dulu biasa datang langsung ke tempat (kampus) sekarang menjadi kuliah jarak jauh atau online. Aku tidak dapat bertemu lagi dengan teman-temanku. Tidak lagi merasakan bagaimana macetnya dijalanan saat pergi ke tempat kuliah. Aku pun sedih dengan orang tuaku. Orang tuaku pekerjaan harian yang di mana jika mereka tidak bekerja hari itu mereka tidak mendapatkan uang. Bapakku hanya buruh harian lepas, terkadang kerja dan terkadang membantu ibu berjualan. Pendapatan dari jualan nasi uduk sangat menurun. Biasanya pagi-pagi banyak orang membeli nasi uduk ibuku untuk sarapan sebelum berkerja atau para orang tua membelikan sarapan anaknya sebelum berangkat sekolah. Tidak ada yang mau keadaan seperti ini. Virus benar-benar bencana. Kita di sini hanya bisa bersyukur dan terima apa adanya, berusaha membuat seperti semula, berdoa dengan kepercayaan masing-masing. Saat ini negara kita, diri kita, orang-orang sekitar kita sedang diberikan cobaan. Dokter dan garda terdepan lainnya, berjuang keras membantu pasien yang terkena virus Covid-19. Hari demi hari kita lewati, dari sebelum puasa hingga lebaran pandemi tak kunjung usai. Ramadhan tahun ini sangatlah berbeda, biasanya kita berbondong-bondong untuk sholat tarawih bersama di masjid tetapi berhubung masjid ditutup kita dianjurkan sholat tarawih di rumah saja bersama keluarga. Menjelang berbuka puasa, biasanya jalanan sangat ramai dan padat akan orang-orang yang ingin membeli hidangan berbuka atau takjil, sekarang terlihat sangat sepi. Akhirnya lebaran datang. Lebaran pun sangat berbeda, kita tidak salat Id di luar berjamah tapi tetap di rumah, karena pemerintah menganjurkan kita untuk di rumah aja. Demi untuk kesehatan kita, orang-orang lain, dan keadaan yang lebih baik lagi. Banyak orang yang tak pulang kampung untuk bertemu sanak saudaranya. Hanya bisa via video call untuk mengisi hari idul fitri canda tawa hanya melewati via handphone, sangat berbeda rasanya. read more

Meraih Asa Kala Pandemi

kisah3 Tuesday, 1 September 2020

Pandemi sungguh telah mengubah tatanan psikososial, ekonomi, serta perilaku perlibatan masyarakat yang telah baku. Warga RW 50 Jitengan Balecatur Gamping Sleman pun merasakan dampak tersebut. Kondisi masyarakatnya  yang majemuk dan terdiri dari beragam suku dan agama serta profesi justru menjadi bernilai ketika warga saling bahu-membahu mengurai benang kusut dampak pandemi dengan melakukan beragam upaya nyata.

Rumah besar bersama

Para RT mendampingi warga dilingkungan RW 50 berkomitmen  untuk memandang RW 50 sebagai rumah besar yang perlu dijaga agar terhindar dari masalah dan dampak Covid-19, alias bukan lagi rumah tinggal pribadi masing-masing. Kesadaran memandang lingkungan RW 50 sebagai  rumah besar  membawa konsekuensi bahwa penerapan protocol kesehatan harus dilakukan secara optimal. Masalah utama yang ditemukan adalah sulit melakukan pengawasan kesehatan 96 kepala keluarga, sulit membendung informasi yang keliru tentang Covid-19, serta dampak pendapatan yang menurun dan daya beli warga.  read more

Tangguh Covid-19 dengan Satgas Covid-19 RW

kisah3 Tuesday, 1 September 2020

Saya tinggal di sebuah kawasan perumahan bernama Perumahan Pesona Regency, Patrang, tidak jauh dari pusat Kota Jember, Jawa Timur. Hanya sekitar 10 menit ke arah utara dari alun-alun kota. Saya tinggal di sini sejak pertengahan 2009, tepatnya bulan Agustus. Sudah 11 tahun saya tinggal di sini bersama keluarga. Dalam rentang waktu itu begitu banyak hal yang saya pelajari tentang hubungan antarmanusia, khususnya hubungan pertetanggaan dengan penghuni dari berbagai macam latar belakang. Sejak awal tinggal di sini, saya merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu bagi lingkungan saya. Saat itu kondisi perumahan tidak seramai sekarang.  read more

Si Benang Merah

kisah3 Tuesday, 1 September 2020

Aku lahir dan besar di sebuah pulau bernama Surga (samaran) aku sudah bekerja di perusahaan  yang bergerak di bidang pariwisata di kota Bunga (samaran) di Indonesia. Aku sangat bahagia dengan pekerjaanku, yang merupakan pekerjaan impianku sejak aku SMP. Aku bergabung dengan perusahaan ini sudah berjalan 4 tahun lamanya. Bayangkan saja seorang extrovert bekerja sebagai seorang guide pasti sangat menyenangkan bukan? Karena ada banyak bule-bule (orang asing) yang menjadi temanmu dan tiap hari selalu bertemu dengan orang yang berbeda.  read more

12

Recent Posts

  • WfH
  • TEGAR
  • SEPENGGAL KISAH Ph.D. SELAMA PANDEMI COVID-19
  • IMAN DAN IMUN
  • AKU DAN ANAKKU

Archives

  • May 2021
  • April 2021
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020

Categories

  • About
  • Edukasi
  • Guest Writers
  • Kisah
  • Kisah2
  • kisah3
  • Video
Universitas Gadjah Mada

Tim Pengabdian Sekolah Vokasi,

Universitas Gadjah Mada

Gedung Iso Reksohadiprodjo, Sekip Unit 1,

Caturtunggal Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

       wfh.sv@ugm.ac.id

       0274-541020

 

 

  • Tentang Kami

Informasi

© 2020 Writing for Healing

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju