Universitas Gadjah Mada Writing for Healing
  • BERANDA
  • TENTANG
  • KISAH
  • VIDEO
  • Beranda
  • 2020
  • page. 4
Arsip:

2020

‘Kinanthi’, suatu Berkah di Tengah Pandemi

Kisah Monday, 7 September 2020

Jumat, 7 Maret 2020 menjadi babak baru kisahku. Senja mengantarkanku dari Kota Hujan menuju Ibu Kota dengan menggunakan KRL relasi Bogor-Jakarta Kota. Bersama tiga sahabat terbaik, ku mantapkan hati untuk pulang menyambut mimpi.

Sengaja kupilih gerbong KRL laki-laki yang biasanya lebih berempati daripada gerbong khusus wanita. Bukan bermaksud egois, tapi aku kasihan dengan seorang teman wanita yang rela mengantar kepergianku hingga ke Stasiun  Senen, Jakarta. 

Kereta Mataram Premium membawaku kembali ke Jogja. Kota yang terbuat dari rindu. Sepanjang perjalanan, ku pasang headset sambil memutar tembang kiriman sahabatku, Akbar namanya.  read more

Refleksi Seorang Ibu Berperan Ganda Selama Pandemi Covid-19

kisah3 Monday, 7 September 2020

Pandemi Covid-19 sedang melanda negara kita dan negara-negara lain di dunia. Sehingga banyak rutinitas yang berubah. Oleh karena itu beberapa waktu lalu pemerintah menghimbau masyarakat untuk melakukan social distancing. Mulai dari bekerja, belajar serta beribadah dari rumah. Walaupun masih ada orang-orang yang tetap bekerja di luar rumah seperti petugas medis, petugas apotek, petugas supermarket, pengemudi ojek online untuk layanan pesan-antar makanan GoFood dan lain sebagainya.

Sudah sekitar tiga bulan sejak pertengahan Maret aku harus bekerja dari rumah. Aku adalah seorang guru SD di salah satu sekolah swasta di Gading Serpong, Tangerang. Sejak ditetapkannya aturan pemerintah supaya sekolah-sekolah diliburkan, kami guru dan siswa juga harus bekerja dan belajar dari rumah. Awalnya siswa-siswa terlebih dahulu diliburkan pada pertengahan Maret, selang satu minggu kemudian guru juga diliburkan. Sesuai anjuran pemerintah yang menetapkan aturan  Social Distancing, dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) menyebabkan kami harus melakukan Work from Home (WFH) yaitu bekerja dari rumah. read more

BERTAHAN DAN BANGKIT

Guest Writers Monday, 7 September 2020

oleh: Adi Utarini

Kepergian seseorang memang tidak bisa diduga. Sekalipun itu orang yang sangat dekat dengan kita, ia dapat pergi begitu saja tanpa pertanda. Bagaikan mimpi, perjalanan Mas Iwan, suamiku, terhenti dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kisah tragedi pandemi Covid-19. Sebuah bencana baru yang sedang menimpa dunia. 

Sebuah sore di awal Maret 2020, kami masih duduk bersantai berdua di ruang keluarga sambil menonton berita di salah satu TV nasional. Beberapa hari terakhir itu media semakin gencar mengabarkan penyakit baru yang berawal dari belahan bumi Cina. Cukup jauh dari Indonesia. Kami serius menonton, dan sesekali terceletuk, “Wah kenapa itu orang-orang di Cina,” dari mulutku, seraya berharap semoga tak sampai ke Indonesia. read more

Pengalamanku dan Keluh Kesahku dalam Hidup dengan Adanya Covid-19 di Negaraku

kisah3 Tuesday, 1 September 2020

Tak menyangka, negeriku tercinta, Negeri Indonesia terkena pandemi virus yaitu Covid-19. Aku sendiri berasal dari kalangan mahasiswa. Awalnya perkuliahan berjalan seperti biasa.  Akhirnya ada pemberitahuan untuk melakukan perkuliahan secara jarak jauh atau online. Rasanya  cukup berbeda, bahkan sangat berbeda dari biasanya. Dampak dari Covid-19 ini pun luar biasa. Hidup terasa lebih berat, ekonomi semakin menurun. Contoh, dari mulai perkuliahan, dulu biasa datang langsung ke tempat (kampus) sekarang menjadi kuliah jarak jauh atau online. Aku tidak dapat bertemu lagi dengan teman-temanku. Tidak lagi merasakan bagaimana macetnya dijalanan saat pergi ke tempat kuliah. Aku pun sedih dengan orang tuaku. Orang tuaku pekerjaan harian yang di mana jika mereka tidak bekerja hari itu mereka tidak mendapatkan uang. Bapakku hanya buruh harian lepas, terkadang kerja dan terkadang membantu ibu berjualan. Pendapatan dari jualan nasi uduk sangat menurun. Biasanya pagi-pagi banyak orang membeli nasi uduk ibuku untuk sarapan sebelum berkerja atau para orang tua membelikan sarapan anaknya sebelum berangkat sekolah. Tidak ada yang mau keadaan seperti ini. Virus benar-benar bencana. Kita di sini hanya bisa bersyukur dan terima apa adanya, berusaha membuat seperti semula, berdoa dengan kepercayaan masing-masing. Saat ini negara kita, diri kita, orang-orang sekitar kita sedang diberikan cobaan. Dokter dan garda terdepan lainnya, berjuang keras membantu pasien yang terkena virus Covid-19. Hari demi hari kita lewati, dari sebelum puasa hingga lebaran pandemi tak kunjung usai. Ramadhan tahun ini sangatlah berbeda, biasanya kita berbondong-bondong untuk sholat tarawih bersama di masjid tetapi berhubung masjid ditutup kita dianjurkan sholat tarawih di rumah saja bersama keluarga. Menjelang berbuka puasa, biasanya jalanan sangat ramai dan padat akan orang-orang yang ingin membeli hidangan berbuka atau takjil, sekarang terlihat sangat sepi. Akhirnya lebaran datang. Lebaran pun sangat berbeda, kita tidak salat Id di luar berjamah tapi tetap di rumah, karena pemerintah menganjurkan kita untuk di rumah aja. Demi untuk kesehatan kita, orang-orang lain, dan keadaan yang lebih baik lagi. Banyak orang yang tak pulang kampung untuk bertemu sanak saudaranya. Hanya bisa via video call untuk mengisi hari idul fitri canda tawa hanya melewati via handphone, sangat berbeda rasanya. read more

Bertahan hingga Bertumbuh di Masa Pandemi Covid-19

kisah3 Tuesday, 1 September 2020

Hai semuanya, perkenalkan aku adalah salah satu mahasiswa semester akhir di fakultas sisi Timur GSP. Karena kampung halaman aku berada di luar pulau Kampus Biru ini, akhirnya aku  memutuskan untuk tidak pulang berkumpul bersama keluarga karena harga tiket yang mahal. Sebagaimana yang aku ceritakan sebelumnya, status aku di kampus kerakyatan ini yaitu mahasiswa akhir (dan) minim akan dana hidup. Dengan begitu aku memutuskan untuk mencari kerja sampingan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dasar. Seiring berjalannya waktu, aku bersyukur diterima kerja sebagai penjaga warung makan karena dapat memenuhi uang makan, bersih-bersih, dan tabungan dana darurat. Pada akhirnya virus yang diduga berasal dari kelelawar di pasar Wuhan, China ini mengubah segalanya baik secara kesehatan, politik dan ekonomi global maupun domestik ke arah penurunan secara silmultan.  read more

Tidak Panik Walau Pandemi, agar Usaha Tetap Bertahan dengan Ciamik

kisah3 Tuesday, 1 September 2020

Kasus pertama Covid-19 di Indonesia dikonfirmasikan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo pada Senin, 2 Maret 2020. Tidak berselang lama, pada Senin, 16 Maret 2020, Presiden Joko Widodo memberi himbauan nasional untuk bekerja, belajar, dan beraktivitas di rumah saja. Dampak himbauan tersebut terasa secara nasional yang mendorong ditutupnya sebagian besar pusat perbelanjaan dan pasar yang tidak berkaitan dengan hal kedaruratan. Bahkan, pada Jumat, 10 April 2020, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diberlakukan di wilayah Provinsi DKI Jakarta.  read more

Meraih Asa Kala Pandemi

kisah3 Tuesday, 1 September 2020

Pandemi sungguh telah mengubah tatanan psikososial, ekonomi, serta perilaku perlibatan masyarakat yang telah baku. Warga RW 50 Jitengan Balecatur Gamping Sleman pun merasakan dampak tersebut. Kondisi masyarakatnya  yang majemuk dan terdiri dari beragam suku dan agama serta profesi justru menjadi bernilai ketika warga saling bahu-membahu mengurai benang kusut dampak pandemi dengan melakukan beragam upaya nyata.

Rumah besar bersama

Para RT mendampingi warga dilingkungan RW 50 berkomitmen  untuk memandang RW 50 sebagai rumah besar yang perlu dijaga agar terhindar dari masalah dan dampak Covid-19, alias bukan lagi rumah tinggal pribadi masing-masing. Kesadaran memandang lingkungan RW 50 sebagai  rumah besar  membawa konsekuensi bahwa penerapan protocol kesehatan harus dilakukan secara optimal. Masalah utama yang ditemukan adalah sulit melakukan pengawasan kesehatan 96 kepala keluarga, sulit membendung informasi yang keliru tentang Covid-19, serta dampak pendapatan yang menurun dan daya beli warga.  read more

Tangguh Covid-19 dengan Satgas Covid-19 RW

kisah3 Tuesday, 1 September 2020

Saya tinggal di sebuah kawasan perumahan bernama Perumahan Pesona Regency, Patrang, tidak jauh dari pusat Kota Jember, Jawa Timur. Hanya sekitar 10 menit ke arah utara dari alun-alun kota. Saya tinggal di sini sejak pertengahan 2009, tepatnya bulan Agustus. Sudah 11 tahun saya tinggal di sini bersama keluarga. Dalam rentang waktu itu begitu banyak hal yang saya pelajari tentang hubungan antarmanusia, khususnya hubungan pertetanggaan dengan penghuni dari berbagai macam latar belakang. Sejak awal tinggal di sini, saya merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu bagi lingkungan saya. Saat itu kondisi perumahan tidak seramai sekarang.  read more

In a Circle

Kisah2 Tuesday, 1 September 2020

Tak ada yang pernah menyangka akan berlangsung seperti ini, tak ada batasan waktu jelas berakhir. Hidup dalam lingkaran praduga. Terkurung dalam ketidakpastian. Simpang siur warta pandemi di media sosial membuat benak tak habis berpikir. Bagaimana mungkin penduduk dunia yang beragam cendekia tak mampu menangkis serangan materi tak kasad mata. Ruang angkasa dijelajah tetapi melawan corona tak berdaya. Ke mana perginya para jenius?

Terdampak secara ekonomi, kesehatan, keamanan, dan terlebih psikologis. Terkurung secara fisik social distancing, menaati ketentuan yang berefek jika dilanggar. Terkungkung secara pemikiran karena diskusi terbuka mencari solusi hanya untuk pengambil kebijakan. Kebjakan ekonomi lebih diutamakan. Alasan ekonomi dijunjung tinggi karena takut kelaparan kolosal. Chaos ujungnya. Secara psikologis efek pandemi berwujud krisis, ketidakpastian, dan kehilangan kendali diri. Krisis merebak di berbagai sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan stabilitas keamanan. Ketidakpastian situasi seperti kapan pandemi berakhir sehingga bisa beraktivitas seperti sedia kala. Kehilangan kontrol diri adalah mencoba mengolah isu yang beredar tapi  tak bisa menemukan jalan keluar. read more

Si Benang Merah

kisah3 Tuesday, 1 September 2020

Aku lahir dan besar di sebuah pulau bernama Surga (samaran) aku sudah bekerja di perusahaan  yang bergerak di bidang pariwisata di kota Bunga (samaran) di Indonesia. Aku sangat bahagia dengan pekerjaanku, yang merupakan pekerjaan impianku sejak aku SMP. Aku bergabung dengan perusahaan ini sudah berjalan 4 tahun lamanya. Bayangkan saja seorang extrovert bekerja sebagai seorang guide pasti sangat menyenangkan bukan? Karena ada banyak bule-bule (orang asing) yang menjadi temanmu dan tiap hari selalu bertemu dengan orang yang berbeda.  read more

123456

Recent Posts

  • WfH
  • TEGAR
  • SEPENGGAL KISAH Ph.D. SELAMA PANDEMI COVID-19
  • IMAN DAN IMUN
  • AKU DAN ANAKKU

Archives

  • May 2021
  • April 2021
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020

Categories

  • About
  • Edukasi
  • Guest Writers
  • Kisah
  • Kisah2
  • kisah3
  • Video
Universitas Gadjah Mada

Tim Pengabdian Sekolah Vokasi,

Universitas Gadjah Mada

Gedung Iso Reksohadiprodjo, Sekip Unit 1,

Caturtunggal Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

       wfh.sv@ugm.ac.id

       0274-541020

 

 

  • Tentang Kami

Informasi

© 2020 Writing for Healing

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju